Budaya Pop mempelajari produk manusia yang populer yang sadar atau tidak sadar memengaruhi mayoritas aspek hidupnya.
Senin, 03 Agustus 2009
Harry Potter dan Budaya Pop
Apa dampak fenomena Harry Potter terhadap budaya pop? Ada banyak dampak yang ia timbulkan. Untuk film-filmnya, popularitas Harry Potter menggeser genre fiksi ilmiah ke genre fantasi. Peningkatan film dan acara-acara televisi yang bertema fanatasi belum pernah terjadi pada masa-masa lalu. Dan, ucapan terima kasih harus ditujukan pada Harry Potter.
Pengaruh lainnya adalah penjualan buku, khususnya penjualan buku bacaan anak. Dampak positif ini dapat Anda lihat di Indonesia saat seri terakhir, ketujuh, Harry Potter diluncurkan. Pukul 12 malam, anak-anak antre di Gramedia. Itu baru di Indonesia yang konon tingkat bacanya rendah. Bagaimana di luar negeri. Dapat Anda bayangkan sendiri.
Film Harry Potter, Half Blood Prince, baru diputar resmi di Indonesia pada 17 November 2009. Apakah ada kehebohan? Tentu saja ini sangat tergantung bagaimana para pengusaha media mengemas komunikasi mereka kepada khalayak. Yang jelas, ikon pop culture yang satu ini paling krispy untuk diolah di media. Terima kasih untuk J. K. Rowling yang rela bersusah-susah menulis di tissu—karena tidak kuat membeli kertas—warung makan untuk mewujudkan seri Harry Potter ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Walau aku tidak tergila-gila pada H Potter, aku senang menonton film-filmnya bila sedang diputar di stasiun televisi (artinya itu stok lama ;))
BalasHapus