Kamis, 30 September 2010

Perkembangan Institutional Budaya Populer

"Budaya populer dan media massa mempunyai hubungan simbiotik: saling tergantung dalam kolaborasi intim."

— K Turner (1984) [Shuker, Roy (1994). Understanding Popular Music, p.4. ISBN 0-415-10723-7

 

Media massa menggali karya para ilmuwan dan pakar dan menyampaikannya ke publik, sering menekankan unsur-unsur yang sangat menarik atau punya daya yang memukau. Misalnya, panda raksasa (salah satu spesies di hutan terpencil China) menjadi sangat terkenal dalam budaya populer; ia terkenal sebagai pemakan cacing walaupun kepentingan praktis atas pengetahuan itu sama sekali tidak ada. Keduanya, fakta ilmiah dan berita termodifikasi saat disebarkan dengan cara populer, tetapi sering menuju titik yang benar-benar salah.

 

Esai Hannah Arendt pada 1961 "The Crisis in Culture" menyatakan bahwa suatu media yang dikendalikan pasar akan mengakibatkan pergeseran budaya karena didikte entertainment." Susan Sontag berpendapat bahwa dalam budaya kita, yang paling "… dimengerti, bernilai persuasif diambil dari industri hiburan (dan tren ini makin meningkat). Dan, ini merupakan "perongrongan terhadap standar kedalaman pikir." Sebagai hasilnya, topik-topik yang "suam-suam kuku, mengada-ada, dan kejam" menjadi menjadi tolak ukur. Beberapa pakar mengkritik bahwa budaya populer itu "kelas rendahan": "… koran yang dahulu memberitakan berita-berita luar negeri sekarang menulis gosip selebritis, perempuan muda berbaju minim … televisi telah mengganti acara drama yang berkualitas dengan program berkebun, memasak, program-program "gaya hidup" lainnya … "reality" show, dan sinetron-sinetron," untuk menekankan orang-orang secara konstan dibenamkan dalam berbagai pernik budaya selebritis.

 

Dalam buku Rosenberg dan White, Mass Culture, Douglas MacDonald menyatakan bahwa "Budaya populer adalah budaya hina dan remeh yang mengabaikan kedalaman realitas (seks, kemaian, kegagalan, dan tragedi) kenikmatan yang sederhana sekaligus spontan … masyarakat, yang dibujuk dengan beberapa generasi dari berbagai hal tersebut, pada akhirnya malah menginginkan produk-produk budaya yang sepele dan nyaman. Van den Haag berpendapat bahwa "… semua media massa berakhir pada pengasingan manusia dari pengalaman pribadi dan meskipun terlihat untuk mengimbangi itu, malahan meningkatkan isolasi moral di antara manusia, terhadap realitas, dan terhadap diri mereka sendiri."

 

Berbagai kritik meratapi "… penggantian seni adiluhung dan budaya rakyat dengan artefak-artefak diproduksi tanpa selera secara industri pada skala massa untuk memuaskan selera umum." "Budaya ini muncul setelah Perang Dunia Kedua dan telah menjadi pemimpin pada konsentrasi kekuatan budaya massa dalam konglomerat media global yang lebih besar." Media massa populer telah menurunkan jumlah berita atau informasi dan diganti dengan entertainment atau hal-hal sensasional yang mendukung " … ketakutan, prasangka, proses pengkambinghitaman, paranoia, dan kekerasan."

Jumat, 24 September 2010

Definisi Budaya Populer

Mendefinisikan "budaya" dan "populer", yang pada dasarnya adalah konsep yang masih diperdebatkan, sangat rumit. Definisi itu bersaing dengan berbagai definisi budaya populer itu sendiri. John Storey, dalam Cultural Theory and Popular Culture, membahas enam definisi. Definisi kuantitatif, suatu budaya yang dibandingkan dengan budaya "luhur" (Misalnya: festival-festival kesenian daerah) jauh lebih disukai. "Budaya pop" juga didefinisikan sebagai sesuatu yang "diabaikan" saat kita telah memutuskan yang disebut "budaya luhur". Namun, banyak karya yang melompati atau melanggar batas-batas ini misalnya Shakespeare, Dickens, Puccini-Verdi-Pavarotti-Nessun Dorma. Storey menekankan pada kekuatan dan relasi yang menopang perbedaan-perbedaan tersebut seperti misalnya sistem pendidikan.

 

Definisi ketiga menyamakan budaya pop dengan Budaya Massa. Hal ini terlihat sebagai budaya komersial, diproduksi massal untuk konsumsi massa. Dari perspektif Eropa Barat, budaya pop dapat dianggap sebagai budaya Amerika. Atau, "budaya pop" dapat didefinisikan sebagai budaya "autentik" masyarakat. Namun, definisi ini bermasalah karena banyak cara untuk mendefinisikan "masyarakat". Storey berpendapat bahwa ada dimensi politik pada budaya populer; teori neo-Gramscian "… melihat budaya pop sebagai tempat perjuangan antara 'resistansi' dari kelompok subordinat dalam masyarakat dan kekuatan 'persatuan' yang beroperasi dalam kepentingan kelompok-kelompok dominan dalam masyarakat." Suatu pendekatan postmodernism pada budaya populer "tidak lagi mengenali perbedaan antara budaya luhur dan budaya populer."

 

Storey menekankan bahwa budaya populer muncul dari urbanisasi akibat revolusi industri, yang mengindentifikasi istilah umum dengan definisi "budaya massa". Penelitian terhadap Shakespeare (oleh Weimann atau Barber Bristol, misalnya) menemukan banyak vitalitas karakteristik pada drama-drama Shakespeare dalam partisipasinya terhadap budaya populer Renaissance. Sedangkan, praktisi kontemporer, misalnya Dario Fo dan John McGrath, menggunakan budaya populer dalam rasa Gramscian yang meliputi tradisi masyarakat kebanyakan (Ludruk misalnya).

 

Budaya Pop selalu berubah dan muncul secara unik di berbagai tempat dan waktu. Budaya pop membentuk arus dan pusaran, dan mewakili suatu perspektif interdependent-mutual yang kompleks dan nilai-nilai yang memengaruhi masyarakat dan lembaga-lembaganya dengan berbagai cara. Misalnya, beberapa arus budaya pop mungkin muncul dari (atau menyeleweng menjadi) suatu subkultur, yang melambangkan perspektif yang kemiripannya dengan budaya pop mainstream begitu sedikit. Berbagai hal yang berhubungan dengan budaya pop sangat khas menarik spektrum yang lebih luas dalam masyarakat.

Jumat, 17 September 2010

Budaya Populer

Budaya populer (biasa disingkat sebagai budaya pop—dalam bahasa Inggris popular culture atau disingkat pop culture) adalah gaya, style, ide, perspektif, dan sikap yang benar-benar berbeda dengan budaya arus utama 'mainstream' (yang preferensinya dipertimbangkan di antara konsensus informal). Banyak dipengaruhi oleh media massa (setidaknya sejak awal abad ke-20) dan dihidupkan terus-menerus oleh berbagai budaya bahasa setempat, kumpulan ide tersebut menembus dalam keseharian masyarakat. Budaya populer sering dipandang sepele dan "tidak intelek" jika dibandingkan dengan apa yang disetujui sebagai budaya arus utama. Sebagai hasil dari persepsi ini, budaya pop mendapat banyak kritikan dari berbagai sumber ilmiah dan budaya mainstream (biasanya dari kelompok-kelompok religi dan countercultural) yang menganggap budaya pop superficial (palsu), konsumeris, sensasionalis, dan tak bermoral.

 

Sikap ini tercermin dalam preferensi dan penerimaan atau penolakan terhadap berbagai fitur dalam berbagai subjek, misalnya masakan, pakaian, konsumsi, dan banyak aspek entertainment seperti olahraga, musik, film, dan buku-buku. Budaya populer sering bertolak belakang dengan "budaya tinggi" (budaya luhur, budaya adiluhung) yang merupakan budaya kaum penguasa. Juga ditentangkan dengan budaya rendah atau rakyat dari kelas akar rumput.

 

Awal mula penggunaan kata "popular" dalam bahasa Inggris adalah pada abad kelima belas dalam hukum dan politik, yang berarti rendah "rendah", "dasar", "vulgar", dan "masyarakat kebanyakan"; sejak akhir abad kedelapan belas, popular berarti "luas" dan mendapatkan arti konotasi yang positif (William, 1985). Kata "Culture" di kalangan pengguna bahasa Inggris, sejak tahun 1950-an digunakan untuk mengacu pada berbagai kelompok masyarakat, dengan penekanan pada perbedaan budaya.

Senin, 14 Juni 2010

Budaya Pop Koes Plus



Cuplikan tulisan dari Kompas saat membahas Koes Plus ini menarik:

Pertemuan antargenerasi itu, dalam pandangan antropolog Dr Lono Lastoro Simatupang, dimungkinkan karena budaya populer memang menjadi ruang pertemuan antara generasi tua dan generasi muda. Bisa dikatakan, tidak ada pemisahan tegas antara ”tua” dan ”muda” dalam budaya pop.

”Sifat lintas generasi itu dapat dipahami sebagai pengejawantahan watak industri budaya populer itu sendiri. Sifat seperti ini berbeda dari budaya tradisi yang umumnya memiliki penjenjangan generasi,” kata Lono, Kepala Jurusan dan pengajar di Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, itu.

Koes Plus, seperti menjadi peletak dasar band modern Indonesia.

Kamis, 03 Juni 2010

Selamat Jalan Pance


Salah satu ikon budaya Pop yang mewarnai blantika musik Indonesia menghadap Sang Khalik. Pance Pondaag. Lagu-lagunya pada era 80-an menjadi trend setter. Misalnya, "Tak Ingin Sendiri" yang dinyanyikan Dian Piesesha, "Untuk Sebuah Nama" yang dinyanyikan Meriam Bellina, "Orang Ketiga" dinyanyikan Susi Adella, "Kucari Jalan Terbaik", "Engkau Segalanya Bagiku", "Kau dan Si Buah Hati", "Mulanya Biasa Saja". Lagu ciptaannya, "Ave Maria" bahkan menjadi semacam lagu wajib di Pulau Sumba. Para perantau dari Sumba jika menyanyikan lagu itu merasa mereka sudah pulang kampung. Selamat jalan Om Pance.

Selasa, 23 Maret 2010

Poincaré conjecture (Konjektur Poincaré) yang berhasil dipecahkan oleh Dr Grigory Perelman

Dalam matematika, Konjektur Poincaré (Perancis, diucapkan: [pwɛkaʁe]) adalah teorema tentang karakterisasi tiga dimensi bola di antara tiga dimensi manifold. Mulanya teorema ini disampaikan oleh Henri Poincaré, yaitu klaim menyangkut ruang yang secara lokal seperti ruang tiga dimensi biasa, tetapi terhubung, ukuran tertentu terbatas, dan tidak memiliki batas apa pun (yang 3-manifold tertutup). Konjektur Poincaré menyatakan bahwa jika ada ruang tambahan sehingga setiap loop di ruang dapat terus diperketat ke titik, itu hanya bola tiga dimensi. Hasil analog telah dikenal di dimensi yang lebih tinggi untuk beberapa waktu.

Setelah hampir seabad berusaha dipecahkan oleh para matematikawan, Grigori Perelman membuat sketsa bukti konjektur dalam serangkaian makalah pada tahun 2002 dan 2003. Bukti mengikuti program Richard Hamilton. Beberapa tim profil tinggi matematikawan telah sejak memverifikasi kebenaran bukti Perelman.



Konjektur Poincaré, sebelum terbukti, adalah salah satu yang paling penting pertanyaan terbuka di topologi. Ini adalah salah satu dari tujuh Millenium Prize Problems, yang membuat Institut Matematika Clay menawarkan hadiah $ 1.000.000 untuk mereka pertama kali berhasil memberikan solusi yang tepat. Karya Perelman berhasil meninjau konjektur itu dan telah dikonfirmasi pada tahun 2006, membuatnya ditawari Medali Fields, yang ia tolak. Perelman dianugerahi Hadiah Milenium pada 18 Maret, 2010. Konjektur Poincaré adalah yang pertama dipecahkan dalam Masalah Milenium.



Pada awal abad ke-20, Henri Poincaré sedang bekerja di dasar topologi-apa yang kemudian disebut kombinatorial topologi dan kemudian aljabar topologi. Ia sangat tertarik pada apa sifat-sifat topologi yang dicirikan sebuah bola.

Poincaré mengklaim pada 1900 bahwa homologi, alat ciptaannya didasarkan pada karya Enrico Betti, sudah cukup untuk mengetahui apakah sebuah 3-manifold adalah seorang 3-bola. Namun, dalam kertas 1904 ia menggambarkan balik terhadap klaim ini, sebuah ruang yang kini disebut bola homologi Poincaré. Bola Homologi Poincaré merupakan contoh pertama dari sebuah homologi bola, sebuah manifold yang memiliki homologi sama sebagai sebuah bola, yang telah dibangun banyak orang lain. Untuk menetapkan bahwa lingkup Poincaré berbeda dari 3-bola, memperkenalkan Poincaré baru invarian topologi, yang fundamental, dan menunjukkan bahwa bola Poincaré memiliki fundamental keteraturan 120, sedangkan 3-bola memiliki fundamental insignifikan. Dengan cara ini ia dapat menyimpulkan bahwa kedua ruang itu, memang, berbeda.

Di paper yang sama, Poincaré membandingkan 3-manifold dengan homologi dari 3-bola dan juga kelompok fundamental insignifikan harus menjadi 3-bola. Poincaré kondisi baru-yakni, "fundamental insignifikan"-dapat diungkapkan kembali sebagai "setiap loop dapat menyusut ke titik."

Ungkapan asli adalah sebagai berikut:
Pertimbangkan yang kompak 3-dimensi manifold V tanpa batas. Apakah mungkin bahwa kelompok fundamental V dapat insignifikan, meskipun V tidak homeomorphic ke bola 3-dimensi?

Poincaré tidak pernah menyatakan apakah ia percaya kondisi tambahan ini akan ciri 3-bola, tapi tetap saja, pernyataan bahwa hal itu dikenal sebagai konjektur Poincaré. Berikut adalah bentuk standar dari konjektur:
Setiap hanya tersambung, tertutup 3 - manifold adalah homeomorphic ke 3-bola.

Masalah ini tampaknya sudah dormant untuk sementara waktu, sampai Whitehead JHC menghidupkan kembali minat terhadap konjektur, ketika pada tahun 1930 ia pertama kali menyatakan bukti, dan kemudian ditarik. Dalam proses, ia menemukan beberapa contoh menarik hanya terhubung non-compact 3-manifold tidak homeomorphic untuk R 3, prototipe dari yang sekarang disebut Whitehead manifold.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, matematikawan lain mengklaim hanya untuk menemukan sebuah cacat. Matematikawan berpengaruh seperti Bing, Haken, Moise, dan Papakyriakopoulos menyerang konjektur. Bing terbukti di tahun 1958 versi yang lemah dari konjektur Poincaré: jika setiap kurva tertutup sederhana yang kompak 3-manifold terkandung dalam 3-bola, maka manifold adalah homeomorphic ke 3-bola. Bing juga menjelaskan beberapa perangkap dalam mencoba membuktikan konjektur Poincaré.

Sejalan dengan waktu, konjektur memperoleh reputasi sebagai hal yang sangat sulit untuk ditangani. John Milnor berkomentar bahwa kadang-kadang kesalahan dalam bukti-bukti palsu dapat "lebih halus dan sulit untuk dideteksi." Bekerja pada peningkatan pemahaman konjektur 3-manifold. Pakar di bidang ini sering enggan untuk mengumumkan bukti-bukti, dan cenderung untuk melihat pengumuman tersebut dengan sikap skeptis. Pada 1980-an dan 1990-an ada beberapa publikasi yang terbukti keliru saat memecahkan masalah ini (yang tidak benar-benar dipublikasikan, dalam bentuk peer-review).

Sebuah eksposisi upaya untuk membuktikan konjektur ini dapat ditemukan dalam buku non-teknis

Klasifikasi Permukaan Tertutup memberikan jawaban afirmatif untuk pertanyaan analogi dalam dua dimensi. Untuk dimensi lebih dari tiga, seseorang dapat mengajukan Generalized konjektur Poincaré: adalah homotopy bola n-homeomorphic ke n-bola? Asumsi yang lebih kuat diperlukan; dalam dimensi empat dan lebih tinggi ada-terhubung hanya manifold yang tidak homeomorphic ke n-bola.

Secara historis, sementara konjektur dalam tiga dimensi kelihatan masuk akal, konjektur yang umum dianggap palsu. Pada tahun 1961 Stephen Smale mengejutkan para matematikawan karena membuktikan konjektur Poincaré Generalized untuk dimensi lebih besar dari empat dan melebarkan teknik untuk membuktikan fundamental cobordism h-teorema. Pada tahun 1982 Michael Freedman membuktikan konjektur Poincaré dalam dimensi empat. Karya Freedman dibiarkan terbuka terhadap kemungkinan bahwa ada empat-manifold mulus homeomorphic ke empat-bola yang tidak diffeomorphic ke empat-bola. Ini yang disebut konjektur Poincare halus, dalam dimensi empat, tetap terbuka dan dianggap sangat sulit. Bola eksotis Milnor menunjukkan bahwa konjektur Poincare yang halus adalah salah dalam tujuh dimensi, misalnya.

Keberhasilan awal ini dalam dimensi yang lebih tinggi meninggalkan kasus tiga dimensi dalam limbo. Konjektur Poincaré pada dasarnya benar dalam kedua dimensi empat dan semua dimensi yang lebih tinggi untuk alasan yang berbeda secara substansial. Dalam dimensi tiga, yang konjektur memiliki reputasi yang tidak pasti sampai konjektur geometrization memasukkannya ke dalam sebuah kerangka kerja yang mengatur semua 3-manifold. John Morgan

Ini adalah pandangan saya bahwa sebelum Thurston 's bekerja di hiperbolik 3-manifold dan. . . Geometrization konjektur yang tidak ada konsensus di antara para ahli mengenai apakah konjektur Poincaré itu benar atau salah. Setelah Thurston karya, meskipun fakta bahwa hal itu tidak langsung berpengaruh pada konjektur Poincaré, sebuah konsensus dikembangkan bahwa konjektur Poincaré (dan Geometrization konjektur) itu benar.



Program Hamilton ini dimulai di kertas 1982 di mana ia memperkenalkan aliran Ricci pada manifold dan menunjukkan cara menggunakannya untuk membuktikan beberapa kasus khusus pada konjektur Poincaré. [11] Pada tahun-tahun berikutnya ia memperluas karya ini, namun tidak mampu membuktikan konjektur. Solusi yang sebenarnya tidak ditemukan sampai Grigori Perelman menerbitkan surat menggunakan ide dari kerja Hamilton.

Pada akhir tahun 2002 dan 2003 Perelman menyampaikan tiga makalah di arXiv. Dalam makalah ini, ia membuat sketsa bukti konjektur Poincaré dan konjektur yang lebih umum, Thurston's geometrization konjektur, menyelesaikan program aliran Ricci diuraikan sebelumnya oleh Richard Hamilton.

Dari Mei hingga Juli 2006, beberapa kelompok dipresentasikan dalam makalah yang memenuhi rincian Perelman bukti dari konjektur Poincaré, sebagai berikut:

Bruce Kleiner dan John W. Lott posted sebuah makalah tentang arXiv Mei 2006 yang mengisi rincian Perelman's bukti dari geometrization konjektur.

Huai-Dong Cao dan Ping Zhu Xi-makalah yang diterbitkan dalam edisi Juni 2006 Asian Journal of Mathematics memberikan bukti lengkap dan geometrization Poincaré konjektur, di mana mereka digunakan beberapa karya sebelumnya oleh Kleiner dan Lott.

John Morgan dan Gang Tian posted sebuah makalah tentang arXiv pada bulan Juli 2006 yang memberikan bukti rinci hanya Poincaré Conjecture (yang agak lebih mudah daripada geometrization penuh konjektur) [17] dan diperluas untuk buku ini.

Semua tiga kelompok menemukan bahwa kesenjangan dalam surat-surat Perelman yang kecil dan bisa diisi dengan menggunakan teknik-teknik sendiri.

Pada tanggal 22 Agustus 2006, MKI Perelman yang dianugerahi Medali Fields untuk karyanya pada konjektur, tetapi Perelman menolak medali. [19] [20] [21] John Morgan berbicara di MKI pada konjektur Poincaré pada 24 Agustus 2006 , menyatakan bahwa "pada tahun 2003, Perelman memecahkan Poincaré Conjecture."

Pada Desember 2006 Sains majalah menghormati Poincaré bukti konjektur sebagai Breakthrough of the Year dan menampilkan itu di sampulnya. [3]

Program Hamilton untuk membuktikan konjektur Poincaré meletakkan pertama melibatkan metrik Riemann pada hanya diketahui terhubung tertutup 3-manifold. Idenya adalah mencoba untuk memperbaiki metrik ini, misalnya, jika metrik cukup dapat ditingkatkan sehingga memiliki kelengkungan konstan, maka itu harus menjadi 3-bola. Metrik meningkat menggunakan aliran Ricci persamaan;


di mana g adalah metrik dan R yang Ricci kelengkungan, dan satu harapan bahwa sebagai waktu t meningkatkan manifold menjadi lebih mudah untuk dipahami. Memperluas aliran Ricci kelengkungan negatif bagian dari kontrak manifold dan bagian kelengkungan positif.

Dalam beberapa kasus Hamilton mampu menunjukkan bahwa karya ini, misalnya, jika manifold memiliki kelengkungan Ricci positif di mana-mana ia menunjukkan bahwa manifold menjadi punah dalam waktu yang terbatas di bawah Ricci mengalir tanpa singularitas lainnya. (Dengan kata lain, para manifold runtuh pada suatu titik waktu tertentu, melainkan mudah untuk menggambarkan struktur sebelum runtuh manifold.) Ini menyiratkan mudah konjektur Poincaré dalam kasus kelengkungan Ricci positif. Namun secara umum persamaan aliran Ricci menyebabkan singularitas dari metrik setelah waktu tertentu. Perelman menunjukkan bagaimana untuk melanjutkan masa lalu singularitas ini: sangat kasar, ia memotong manifold sepanjang singularitas, membelah manifold menjadi beberapa bagian, dan kemudian melanjutkan dengan aliran Ricci pada masing-masing bagian. Prosedur ini dikenal sebagai aliran Ricci dengan operasi.

Kasus khusus Perelman's teorema tentang aliran Ricci dengan operasi diberikan sebagai berikut.
Mengalir bersama yang Ricci operasi tertutup manifold berorientasi 3-baik yang ditetapkan untuk sepanjang masa. Jika fundamental merupakan produk gratis dari kelompok yang terbatas dan grup siklik kemudian mengalir dengan operasi Ricci menjadi punah dalam waktu terbatas, dan setiap saat semua komponen dari berbagai tersambung jumlah S 2 bundel lebih dari S 1 dan quotients dari S 3 .

Hasil ini menyiratkan konjektur Poincaré karena mudah untuk memeriksa untuk manifold yang mungkin tercantum dalam kesimpulan.

Kondisi pada kelompok fundamental ternyata diperlukan (dan cukup) untuk waktu yang terbatas kepunahan, dan khususnya mencakup hal fundamental insignifikan. Hal ini setara dengan mengatakan bahwa perdana dekomposisi dari berbagai tidak memiliki komponen asiklis, dan ternyata setara dengan syarat bahwa semua potongan geometris dari berbagai telah geometri berdasarkan dua geometri Thurston × R S 2 dan S 3. Dengan mempelajari batas manifold untuk waktu yang besar, Perelman membuktikan konjektur Thurston's geometrization mendasar untuk setiap kelompok: pada umumnya kali manifold memiliki dekomposisi tebal-tipis, potong tebal yang memiliki struktur hiperbolik, dan bagian yang tipis adalah grafik manifold, tetapi komplikasi tambahan ini tidak perlu untuk membuktikan hanya konjektur Poincaré.

Minggu, 07 Februari 2010

Iwan Fals

Beberapa waktu lalu, majalah Rolling Stone Indonesia menobatkan Bongkar sebagai lagu Indonesia terbaik sepanjang masa. Lagu yang dinyanyikan Iwan Fals bersama grup Swami ini sarat kritik sosial yang menjadi simbol oposisi terhadap Orde Baru pimpinan Jenderal Purnawirawan Soeharto.

Pria yang bernama asli Virgiawan Listanto ini memang lekat dengan lagu-lagu yang bertema kritik sosial, misalnya Oemar Bakri, Bento, Tampomas, Galang Rambu Anarki, Lonteku, Ethiopia, dll. Walau begitu dia juga menyanyikan lagu cinta semisal Mata indah Bola Ping-Pong, Kemesraan, Antara Kau Aku & Bekas Pacarmu, dan yang paling fenomenal saat keroyokan menyanyikan Kemesraan, lagu wajib tiap pertemuan pada era 90-an.

Iwan Fals adalah ikon budaya pop Indonesia. Dia seperti mewakili jeritan rakyat yang terbungkam terutama di era Orde Baru. Kini, jeritan rakyat tenggelam di antara makian pejabat dan wakil rakyat. Mungkin perlu seorang ikon budaya pada era Reformasi ini. Foto-foto ini dicuplik dari wawancara dia di acara Kick Andy, awal Februari lalu. Oh ya, tulisan yang lebih lengkap tentang Iwan Fals dapat Anda akses di wikipedia. Kisah tentang salah satu konsernya di tahun 1989 di Istora Senayan dapat Anda dimak di Majalah Tempo.



Iwan Fals di acara Kick Andy. Dia diwawancarai Adi F. Noya


Rosana istri Iwan Fals, biasa dipanggil Mbak Yos. Pada masa-masa terberat Iwan Fals, termasuk saat Galang Rambu Anarki meninggal di usia remaja, Mbak Yos setia menguatkan Iwan.


Setiawan Djodi, pengusaha, rekan Iwan di Swami dan penyandang dana konser Kantata Takwa


Iwan Fals muda, bandingkan dengan penampilan sekarang. Konon, perubahan penampilan dan gaya bermusiknya, sangat dipengaruhi oleh kematian anak sulungnya, Galang

Kamis, 28 Januari 2010

Genio Civic Nike Ardilla


Pagi itu, Jl. R.E. Martadinata Bandung terjadi kejadian mengenaskan. Mobil Honda Genio Civic biru metallic plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah. Satu penumpang tewas pukul 06.15 itu. Awalnya Genio itu berusaha menyalip mobil merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, si sopir langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak pohon dan terpental menabrak pagar beton bak sampah kantor Usaha Pribadi.

Si sopir tewas seketika, 19 Maret 1995. Seandainya dia ”bukan siapa-siapa”, mungkin orang-orang sekadar menganggapnya sebagai sopir ugal-ugalan yang sedang sial. Namun, perempuan di balik kemudi mobil naas itu adalah penyanyi yang albumnya sudah terjual lebih dari 5 juta keping: Nike Ardilla. Kontan itu membuat heboh masyarakat Indonesia.

Di internet sudah banyak tulisan tentang kisah Nike Ardilla ini. Dan, kontroversi misteri kematiannya sampai hari ini pun belum tuntas. Apakah karena Nike dalam kondisi tidak fit atau sampai muncul adanya sabotase terhadap mobilnya mengingat konon ban mobilnya lebih kecil daripada ban standar Genio Civic, sampai kini pertanyaan-pertanyaan itu belum terjawab dengan memuaskan. Namun, pernahkah Anda mendengar kematian Nike Ardilla ini mempengaruhi penjualan Honda Genio Civic. Yang saya ingat waktu itu, sebelum Nike tewas, banyak orang berburu membeli sedan yang waktu itu tampak paling sporty dibanding sedan-sedan sejenis. Namun, setelah cewek yang dipanggil akrab Keke itu meninggal, kok Genio Civic surut bersliweran di jalan-jalan. Ada hubungannya kah? Atau, tidak? Ah, ini hanya pikiran mengawang-awangku. Kebenarannya sulit dibuktikan.

Yang jelas, Nike Ardilla sudah memenuhi kaidah sebagai ikon budaya pop Indonesia. Pembahasan apik tentang penyebab kecelakaan Nike Ardilla bisa Anda baca di blog Martin T. Teiseran.