Amerika Serikat, negara menjadi pelopor budaya populer melalui berbagai perusahaan media multinasional mereka, menjadikan presiden mereka sebagai ikon budaya populer. Mereka menyoroti sang presiden terus-menerus. Menu makan, jenis baju, hingga berapa lama dan kapan si presiden membuang hajat khalayak dapat tahu. Tidak hanya itu, bahkan keluarga mereka tidak luput dari buntutan paparazzi.Mungkin sebenarnya fenomena ini dimulai dari si presiden sendiri. Hal ini bisa ditelusuri saat JFK senator Massachusetts memutuskan untuk melakukan debat dengan Nixon, yang saat itu menjabat wakil presiden. Keputusan itu membuatnya menang dalam pertarungan merebut kursi presiden karena memanfaatkan televisi sebagai media. Hal yang jitu sekaligus senjata makan tuan. Kennedy yang penampilannya lebih mirip prince charming dan didukung istrinya Jacqueline yang tampil selalu chic, media dengan senang hati menyoroti kehidupannya. Apalagi gaya hidup John yang flamboyan.
Hal ini menimpa presiden-presiden selanjutnya. Yang terakhir adalah Barrack Obama. Hiruk pikuk pemilihan presiden tahun lalu, memang menghasilkan presiden yang sepertinya paling banyak penggemarnya di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia. Bahkan seorang Indonesia yang dulu minder karena hitam dan berhidung besar sekarang rejekinya mengalir dari kulit dan hidungnya tersebut. Gara-gara ia mirip Obama. Bahkan kemenangan Obama disambut sangat meriah di Indonesia gara-gara dia pernah empat tahun hidup di Indonesia.Dan, sorotan terhadap Obama pun tidak berkurang di negara yang ia pimpin. Baru-baru ini ia keselo lidah. Presiden AS Barack Obama sempat menuai kontroversi dengan komentarnya yang menyebut "polisi telah bertindak bodoh" atas penangkapan seorang profesor Harvard berkulit hitam. Untuk meredakan kontroversi itu, Obama mengundang sang profesor dan polisi yang telah menangkapnya ke Gedung Putih.
Mereka pun berbincang dengan hangat sembari minum-minum bir dan menyantap makanan ringan. Obama dan Profesor Henry Louis Gates serta perwira polisi Sersan James Crowley melakukan acara santai tersebut di taman Rose Garden di Gedung Putih. Wakil Presiden AS Joe Biden ikut serta dalam obrolan tersebut.
Pertemuan tersebut berlangsung sekitar 40 menit. Obama puas dengan pertemuan tersebut. "Saya senantiasa percaya bahwa apa yang menyatukan kita lebih kuat daripada apa yang memisahkan kita," tutur Obama usai pertemuan tersebut."Saya yakin bahwa itu hal itu telah terjadi di sini malam ini, dan saya berharap kita semua mampu mengambil pelajaran positif dari episode ini," ujar Obama seperti dilansir kantor berita AFP , Jumat (31/7/2009). Sebuah penyelesaian yang khas budaya populer.











